Jumat, 30 November 2012

Tahap Awal Pengembangan dan Tahap Pengembangan Desain Pesan




1.1  Tahap Awal Pengembangan
1.1.1 Penetapan Tujuan
Tujuan pembelajaran menjelaskan apa yang akan mampu dikerjakan siswa jika mereka menyelesaikan bahan-bahan pelajaran. Ini menggambarkan konteks dunia nyata, di luar situasi belajar, di mana pelajar akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan. Ketika tujuan pembelajaran diubah menjadi tujuan kinerja,  ini disebut sebagai tujuan akhir. Tujuan akhir  menggambarkan persis apa yang dapat mahasiswa lakukan ketika ia menyelesaikan suatu unit pengajaran. Konteks untuk melaksanakan tujuan akhir  dibuat dalam situasi belajar, bukan dunia nyata.
Demikian juga, keterampilan yang diperoleh melalui analisis langkah-langkah dalam tujuan disebut keterampilan bawahan. Tujuan yang menggambarkan keterampilan yang membuka jalan untuk mencapai tujuan akhir  disebut sebagai tujuan bawahan. Tujuan bawahan menggambarkan blok bangunan ketrampilan yang harus dikuasai pebelajar dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan kinerja berasal dari keterampilan dalam analisis pembelajaran. Satu atau lebih tujuan harus ditulis untuk setiap keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran
Model untuk menyusun tujuan adalah pernyataan yang mengandung tiga komponen utama yaitu :
1.             Komponen tujuan pertama menggambarkan keterampilan atau tingkah laku yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran, Tujuan harus menguraikan apa yang dapat dikerjakan atau diperbuat pebelajar.
2.             Komponen tujuan kedua menggambarkan kondisi  pelajar atau keadaan yang menjadi syarat. yang hadir pada waktu pebelajar berbuat. Apakah pebelajar akan diberikan tes tertulis ? Apakah dibenarkan menggunakan kamus ? Apakah mereka akan diberikan sebuah paragraph untuk dikupas. Ini semua adalah pernyataan tentang kondisi siswa berbumpilkan perilaku yang dikehendaki.
3.             Komponen tujuan ketiga  menggambarkan kriteria yang akan digunakan untuk menilai unjuk perbuatan siswa yang dimaksud tujuan. Kriteria sering dinyatakan dalam batas-batas, atau rentangan, jawaban atau respon yang akan diterima. Kriteria menjawab pertanyaan siswa  “Apakah jawaban saya harus betul mutlak ?” Kriteria menunjukkan berapa batas yang dapat ditenggang bagi respon atau jawaban siswa.
a.    Derivation of Behaviours (Perilaku)
Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing-masing ranah. Kadang-kadang kita menemukan bahwa pernyataan tujuan terlalu samar, dalam hal ini, perancang harus hati-hati mempertimbangkan kata kerja yang dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku. Penulisan tujuan harus mampu mengungkapkan jenis perilaku yang dirumuskan melalui proses identifikasi dalam analisis pembelajaran.
Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja seperti sebagai mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan, atau menghasilkan. Kata kerja ini, seperti yang dijelaskan oleh Gagne, Wager, Golas, dan Keller (2004), mengacu pada kegiatan khusus seperti sebagai pengelompokan objek serupa, membedakan satu hal dari yang lain, atau memecahkan masalah. Gagne tidak menggunakan kata kerja tahu, mengerti, atau menghargai karena kata akerja ini terlalu samar dan sulit diukur. Ketika kata-kata ini digunakan pada tujuan, tahu biasanya mengacu pada informasi lisan, keterampilan intelektual memahami, dan menghargai sikap. Kata kerja ini samar-samar harus diganti dengan performa kata kerja yang lebih spesifik.
Tujuan yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik biasanya dinyatakan dalam suatu perilaku (misalnya, berlari, melompat, atau mengemudi). Ketika tujuan melibatkan sikap, biasanya diharapkan untuk memilih alternatif tertentu atau rangkaian alternatif. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar membuat pilihan dari di antara berbagai kegiatan
b.    Derivations of conditions (Kondisi)
Kondisi merujuk suatu keadaan dan sumber daya yang akan tersedia bagi pelajar dalam mencapai tujuan. Dalam memilih kondisi yang sesuai perlu mempertimbangkan  perubahan perilaku yang akan dicapai dan karakteristik sasaran. Kita harus membedakan factor-faktor yang mempengaruhi kondisi. Faktor-faktor ini meliputi:     
a.       Apakah sebuah isyarat akan disediakan pada pembelajar dalam mendapatkan informasi (stimulus)
b.      Karakteristik dari setiap bahan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
c.       Ruang lingkup dan kompleksitas tugas,
d.      Relevan atau kesesuaian kinerja dengan dunia nyata.
Pertama, pertimbangkan isyarat atau stimulus yang disediakan bagi pelajar adalah pertimbangan yang sangat penting untuk menguji informasi lisan. Misalnya, apabila kita ingin memastikan bahwa peserta didik dapat menghubungkan konsep tertentu dengan definisi? Ada beberapa kondisi yang dapat digunakan untuk menggambarkan rangsangan pembelajar akan membantu mereka mengingat informasi lisan. Perhatikan daftar rangsangan berikut (kondisi) dan perilaku, masing-masing yang dapat memungkinkan pembelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu atau dapat mengasosiasikan konsep dengan definisi.
Kedua, Karakteristik dari sumber-sumber daya yang diperlukan  untuk melakukan tugas tertentu. Sumber daya seperti bahan-bahan tersebut adalah: (1) ilustrasi seperti tabel, diagram, atau grafik; (2) bahan-bahan tertulis seperti laporan, cerita, atau artikel surat kabar, (3) benda-benda fisik seperti batuan, daun, slide, mesin , atau alat; dan (4) bahan referensi seperti kamus, manual, database, buku, atau web.
Ketiga,  ruang lingkup dan kompleksitas tugas untuk melakukan perubahan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman dari populasi target.
Keempat adalah membantu transfer pengetahuan dan keterampilan dari instruksional pengaturan ke pengaturan kinerja. Dalam menentukan kondisi-kondisi ini yang harus  dipertimbangan adalah sifat rangsangan materi, dan karakteristik target populasi
c.    Derivations of criteria (Kriteria)
Bagian akhir dari tujuan adalah kriteria dalam menentukan keterampilan kinerja yang dapat diterima. Dalam menetapkan kriteria yang logis, harus mempertimbangkan  tugas yang harus dilakukan. Beberapa keterampilan intelektual dan tugas informasi lisan hanya memiliki satu jawaban yang akan dianggap benar. Dalam hal ini, kriteria adalah bahwa peserta didik dapat menghasilkan respon yang tepat. Beberapa desainer menambahkan kata dengan benar untuk kriteria ini
1.1.2 Analisis Pebelajar
Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa pembelajar dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan mempertimbangkan bahwa pebelajar mendapatkan seperangkat Instruksional. Kita akan mengacu pada pebelajar ini sebagai target population yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai Instruksional secara tepat.
Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi (1). Entry behaviour (Perilaku awal), (2). Pengetahuan awal tentang topik tertentu, (3). Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian, (4). Motivasi belajar, (5). Tingkat pendidikan dan kemampuan, (6). Pembelajaran yang disukai, (7). Sikap terhadap pengelolana pemberian Instruksional, dan (8). Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara lengkap informasi tersebut.
1) Perilaku Masukan.
Perilaku masukan maksudnya anggota populasi sasaran harus telah menguasai keterampilan tertentu sebelum proses Instruksional dimulai. Pada peta konsep perilaku masukan berada di bawah garis entry behaviors.
2) Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.
Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun pengetahuan baru dengan membangun pemahaman mereka sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya.
3) Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.
Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi.
4) Motivasi Akademik.
Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang sukses.  Ketika pebelajar mempunyai tingkat motivasi atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi. Keller (1987) mengembangkan sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut.
5) Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.
Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini akan membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
6) Pembelajaran yang disukai.
Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah pebelajar menyukai pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
7) Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan
Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi yang menyediakan belajar. Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap-sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.
8) Karakteristik Kelompok.
Analisa pebelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman populasi pebelajar. Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaan mereka.
Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan tujuan Instruksional, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari siasat Instruksional. Mereka akan membantu para desainer mengembangkan strategi motivasi untuk Instruksional dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi pembelajar

1.2 Tahap Pengembangan
1.2.1 Prinsip Pengembangan Desain Pesan
Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam. Misalnya Kompetensi Dasar 6.3  Mendeskripsikan  keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme, maka kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mendeskripsikan  keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme. Dalam hal ini meliputi kemampuan melihat keragaman tingkat seluler (misalkan membedakan antara sel hewan dan tumbuhan), keragaman jaringan pada hewan dan tumbuhan (membedakan perbedaan macam jaringan yang dimiliki sel hewan dan tumbuhan), begitu juga dengan kemampuan untuk mendeskripsikan macam-macam organ pada tumbuhan dan hewan yang akan menyusun suatu organisme.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya

1.2.2 Pemberian Jeda
Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran. Jeda ini juga akan memberikan makna yang berbeda pada kalimat itu.
Jeda berhubungan dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat.
Contoh Pemberian Jeda : Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya:
*        Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
*        Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
*        Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

1.2.3 Pengggunaan Petunjuk
Petunjuk berguna untuk memudahkan kita melakukan sesuatu. Macam-macam petunjuk:
1.      Petunjuk Memakai Obat
2.      Petunjuk Membuat Sesuatu
3.      Petunjuk Melakukan Sesuatu                                                             
4.      Petunjuk Arah dalam denah                                                          
Teks bacaan tersebut sering  kita temukan pada kemasan-kemasan  produk di majalah atau surat kabar. Nah, apa yang dapat kamu simpulkan setelah melihat contoh-contoh petunjuk di atas?
Berikut ini adalah beberapa ciri  pada masing-masing contoh petunjuk di atas, yaitu
  • Petunjuk memakai obat biasanya terdapat pada kemasan atau lembaran obat, seperti obat batuk, balsem, minyak kayu putih, obat pusing, minyak angin, obat batuk.
  • Petunjuk membuat sesuatu  biasanya terdapat pada kemasan makanan, seperti cara membuat  puding, black forest, cap cay, nastar, dan es krim atau memakai bumbu-bumbu penyedap masakan.
  • Petunjuk melakukan sesuatu biasa kita kenal  dengan tips dan biasanya terdapat di majalah.
  • Petunjuk arah atau denah harus bisa memudahkan kita  untuk membaca arah dari sebuah denah.  Terlebih lagi, kita bisa mengikuti arah atau denah tersebut saat hendak menuju tempat tertentu, seperti denah yang ada di undangan pernikahan,  acara seminar, workshop, atau denah  menuju tempat-tempat yang ada di Jakarta, seperti Monas, Taman Ismail Marzuki, dan Mall Taman Anggrek.
Petunjuk yang baik harus mengungkapkan alur kegiatan yang tersusun dengan rapi, sistematis, urutannya tepat, dan  menggunakan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan efektif

2.1     Kesimpulan
Menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada siswa oleh narasumber dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan dalamlingkungan tertentu. Pembelajar menggunakan beberapa media untuk menarik perhatian peserta belajar. Semakin baik perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula. Sebaliknya, jika siswa kurang memperhatikan maka hasil belajar akan menurun. Biasanya mereka menggunakan media komputer yang dapat menggabungkan beberapa jenis media (multimedia).
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh guru, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi belajar terlebih dahulu, akan memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju

2.2         Saran
Agar penyampaian pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran. Prinsip yang dimaksud antara lain:
1.      Kesiapan dan Motivasi (readuness and motivation)
2.      Penggunaan Alat Pemusat Perhatian (attention directing devices)
3.      Partisipasi Aktif siswa (student’s active participation)
4.      Pertualangan (repetition)
5.      Umpan Balik (feedback)



Daftar Pustaka


Kemp,J.E.Morrison dan S.M.Ross (1994), Designing Effective Instructional, New York.Macmillan College Publishing Company


Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta,1994

Dick, W. And Carey, L. 1985 the systematic design of intruction. Glecview, Ilionis: Scot, Foresman and Company

Rabu, 07 November 2012

Desain Pesan Teks



 Design Pesan (message design) dalam Kontek Bidang Instruksional Teknologi

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara manusia dan seluruh rangkaian kegiatan yang mempengaruhi. Proses komunikasi terjadi bila ada sumber yang memberikan pesan, dan ada penerima pesan. Pada umumnya dalam proses komunikasi dibutuhkan media, yang merupakan wadah yang dapat menyalurkan pesan (message) yang oleh sumber atau pemberi pesan ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan tersebut.
Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan berajar mengajar bisa terjadi antara guru dan murid, antara murid dengan murid. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar, proses komunikasi juga bisa terjadi antara murid, atau warga belajar dengan sumber yang lain dari guru, misalnya pesan pembelajaran atau materi ilmu pengetahuan. Komunikasi dalam suatu kegiatan belajar mengajar merupakan suatu komunikasi timbal-balik, atau komunikasi interaksi edukatif, yang bukan terjadi dengan sendirinya, akan tetapi harus diciptakan oleh guru dan murid. Komunikasi tersebut harus diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan  dalam bentuk materi pembelajaran dapat benar-benar efektif dan efisien
Salah satu domain dari instructional technology yaitu tentang disain, khusunya disain pesan (message design). Design pesan (message design) dalam kontek bidang instruksional teknologi menurut Grabowski (Anglin.1995:222)  mempunyai 3 hal yang pokok yaitu : desain pesan untuk pembelajaran (message design for instructional), disain pesan untuk belajar (message design for learning), dan yang ketiga adalah Disain pesan belajar dan  pembelajaran (message design for both instruction and learning ).
Disain merupakan proses menspesifikasi kondisi untuk belajar, tujuan disain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada level makro, seperti program dan kurikulum, dan pada level mikro, seperti satuan pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan disain masa kini yang mengacu pada penciptaan spesifikasi (Ellington dan Harris. (Seels.1994)
Domain disain mencakup empat kawasan teori dan praktek. Wilayah itu dapat diidentifikasi karena kategori-kategori merupakan hasil kerja penelitian dan pengembangan teori. Domain disain mencakup studi tentang disain system pembelajaran (Instructional System Design), disain pesan (message design), strategi pembelajaran (learner characteristics).  (Seels.1994:35)
Disain pesan mencakup prinsip perhatian, persepsi, dan ritensi yang mengatur spesifikasi bentuk fisik pesan yang dimaksud untuk berkomunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Sebelum lebih jauh membahas mengenai message design dalam teknologi pembelajaran ada empat hal utama yang harus diketahui yaitu pesan, belajar dan pembelajaran, media dan disain pesan.
a.      Message (pesan)
Pesan (message) secara tradisional, berupa tanda/pola yang digunakan untuk komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan kedalam pola sinyal atau symbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psychomotor. Desain pesan lebih banyak berhubungan dengan level mikro melalui unit-unit kecil seperti visual, urutan penyajian, halaman, dan layar. Karakteristik lain desain pesan ialah bahwa disain haruslah bersifat spesifik baik dalam medianya maupuan dalam tugas belajarnya. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis, atau paduan keduanya (misalnya foto, film, atau grafis computer), apakah tugasnya melibatkan pembentukan konsep atau sikap, ketrampilan atau pengembangan strategi belajar, dan upaya mengingat (Fleming, & Levie,1993).
Untuk mengetahui dampak pesan atas perancangan instruksional memerlukan pengenalan yang berupa tanda (signal) / suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan itu sendiri. Anderson dan Meyer (Anglin.1994:223) menggambarkan signal sebagai  istilah umum yang digunakan untuk menguraikan semua yang secara teori datang untuk mewakili pesan, apakah iru berupa suatu hal atau suatu gagasan. Gagasan atau hal tersebut meliputi semua pola / bentuk yang visual dan audio, seperti halnya ” bentuk, bau, isyarat, nyanyian”. Tujuan signal akan mengaktipkan dan mengkombinasi panca indera agar berfungsi menangkap rangsangan informasi. Langkah-langkah awal pengolahan informasi dalam proses pembelajaran adalah seberapa besar informasi dapat mempengaruhi keadaan siswa.
Walaupun definisi signal digunakan untuk membatasi Messsage Design ke masalah  bentuk fisik, hal tersebut penting digunakan untuk memahami dampaknya di luar penafsiran ini. Bentuk fisik dari signal/ tanda sangat penting untuk membentuk presepsi seseorang.  Komposisi induktif yang biasa dari message digunakan Rothkopfs (Anglin.1994:223) untuk membuat sebanyak mungkin suatu perbedaan di dalam pelajaran sebagai komposisi eksternalnya. Ketika informasi datang selanjutnya di proses dalam memori untuk disimpan dalam waktu yang panjang ( Osborne& Wittrock (Anglin.1994:223). Proses ini penting karena memori tergantung dari banyaknya stimulus-as-encoded dibanding stimulus-as-presented” ( Eysenck (Anglin.1994:223). Dalam suatu message menggunakan strategi induktif, oleh karena itu, perlu menimbulkan coding (persandian), organisasi, pengintegrasian, dan aktivitas pemahaman yang penting bagi pengertian lebih lanjut, berupa ingatan, dan mengungkap kembali pesan tersebut dimasa yang akan datang.(Grabowski(Anglin.1994 : 223)
b.      Belajar dan Pembelajaran
Pengertian pengajaran (instruction) menurut Merril (Gafur.1982:22) adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk didalamnya menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan terhadap siswa, dan sebagainya.
Pengajaran erat kaitannya dengan belajar, namun tak sama persis. Belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat dicapai.

c.       Media
Menurut Arief S Sadiman (1990:6) kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedang AECT (Seels.1994:54) memberi batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi.
Beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa media merupakan bentuk peralatan yang berfungsi merangsang pemikiran, pengantar pesan kepada sasaran dan membangkitkan perasaan. Jika media tersebut tidak dapat berfungsi sebagai penyalur pesan berarti media tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan sumber kepada penerima.
Dalam kehidupan masyarakat luas, media sebagai pengantar pesan mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara sosial. Hal ini dikarenakan media sebagai pengantar pesan dapat dimanfaatkan berbagai maksud dan tujuan tertentu baik secara individu maupun kelompok. Dalam kaitannya dengan media pembelajaran, John D. Latuheru (1988:13), menyatakan bahwa media mempunyai fungsi edukatif yaitu media tersebut memberikan informasi yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima atau dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik dalam proses belajar – mengajar. Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi program pembelajaran.
d.      Disain pesan (Message design)
Konsep disain pesan merupakan kombinasi dari ketiga unsur tersebut diatas. Secara umum, disain menjadi ” analisa suatu masalah komunikasi” untuk kepentingan mengembangkan suatu rencana untuk manipulasi dengan sengaja dalam penggunaan simbol/lambang ( Fleming& Levie, 1978). Disain pesan merupakan salah satu proses pengembangan instruksional. Disain direncanakan untuk digunakan dalam bentuk fisik (pembelajaran) dan komposisi induktif (pelajaran) tentang suatu pesan. Disain pesan untuk pembelajaran berkaitan dengan berbagai faktor eksternal pelajar, sedangkan disain pesan untuk belajar  berhadapan dengan strategi  yang digunakan untuk mengaktifkan faktor internal dari pelajar agar proses belajar berlangsung.

Disain pesan untuk pembelajaran
Disain pesan untuk pembelajaran melibatkan perencanaan untuk manipulasi dari  format fisik menyangkut pesan tersebut. Disain pesan disini berkenaan dengan penggunaan pesan dalam pembelajaran baik dapat mencakup berbagai media yang khusus seperti mendisain teks, disain tampilan, dan juga disain video. Pada pembahasan ini hanya akan dibahas tentang disain teks.
Fleming dan Levie dalam tahun 1978, dan di dalam dua pekerjaan kemudiannya ( Fleming, 1987; Levie, 1987) message design digunakan untuk menunjukkan bagi proses pembelajaran dan belajar. Dimana proses belajar mengajar merupakan suatu proses  komunikasi interaktif edukatif yang memerlukan suatu pengolahan informasi yang baik. Proses pengolahan informasi tersebut meliputi perhatian, persepsi, pelajaran, dan formasi konsep dengan kebutuhan kebutuhan pelajar akan suatu stimulus, attention, presepsion, dan retention dan retrieval.
Sehingga dalam pembuatan / pembuatan disain pesan harus memperhatikan beberapa kebutuhan pelajar tersebut. Sehingga dalam membuat disain pesan dalam membuat signal ( physich form) harus memperhatikan prinsip persepsi dan perhatian mereka berhadapan dengan kepandaian memilih, hal-hal baru, organisasi, persamaan, dan persamaan, ketidak-pastian. Seperti pesan mendisain untuk pelajaran mereka harus dilandasi dengan basis pengetahuan awal, tingkat kesulitan, aktivitas, strategi, tingkat pengalaman mental, dan pengembangan, dan akhirnya, pemahaman dan umpan balik.
Beberapa kategori media dalam buku Instructional Technology and Media for Learning (Sharon E. Smaldino, 2008:7) diantaranya:
1.    Teks, merupakan media yang ditampilkan dalam format buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya,
2.    Audio, mencakup apapun yang siswa dengar, suara orang berbicara, musik, suara bising, dan sebagainya,
3.    Visual, diantaranya berupa diagram, slides, gambar, foto, gambar di buku, kartun, dan sebagainya.
4.    Video, merupakan media yang menampilkan gerak, yaitu video, animasi komputer, dan sebagainya,
5.    Manipulatif objek, merupakan media yang dapat dirubah bentuk, disentuh, dan dikreasikan siswa menjadi sesuatu yang baru untuk keperluan belajar,
6.    Orang-orang (teknisi), yaitu seorang guru, siswa, dan orang lain yang dianggap bisa

Teks Disain
Beberapa faktor yang berbeda diunakan untuk mempertimbangkan ketika akan merancang disain suatu teks. Faktor-faktor ini meliputi proporsi, urutan, penekanan, kesatuan, dan kesesuain (Reilly& Kecoak. 1986); ukuran halaman, konsistensi, tampilan, ukuran, dan pengaturan jarak, organisator, isyarat, dan kejelasan penulisannya ( Hanley, 1985); pengulangan, hal-hal baru, penghargaan, pengalaman berhubungan dengan perasaan, penguraian, dan pengaturan jarak ( Hand, 1982); sisipan, penggambaran, serialisasi, dan stylisasi ( Waller. 1982); label, pencahayaan, dan menggambarkan ( Duchastel, 1982); jarak semantik, percontohan dan hubungan directional untuk tabel dan diagram ( Winn& Holliday, 1992. Winn, 1987). isi, menulis gaya, words-print, diagram dan grafik, dan gambar-an ( Romiszowski, 1988); dan pemborosan, struktur keputusan, pengelompokan fungsional, dan penggunaan organisatoris ( Wright. 1992)
 Buku sebagai Desain Pesan Teks
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatankeimanan, ketakwaan, akhla kmulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Selain dalam pada Peratutan Menteri diatas, Direktorat Pendidikan Menengah Umum juga menjelaskan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (2004 : 3). Berikut adalah tata cara penyusunan buku teks pembelajaran:
Bagian awal
1.      Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit. 
2.      Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen 
3.      Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.      Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi/penyajian materi
Penyajian adalah cara menyajikan materi pelajaran di dalam buku pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, mulai dari materi, tahapan, penataan, pembelajaran di kelas, kebutuhan serta minat siswa, dan kepentingan komunikasi. Unsur yang terdapat di dalamnya adalah:
(a) tujuan pembelajaran,
(b) penahapan pembelajaran,
(c) menarik minat dan perhatian siswa,
(d) kemudahan dipahami,
(e) keaktifan siswa,
(f) hubungan bahan,
(g) norma, dan
(h) latihan dan soal.
Persyaratan  penyajian
1.      Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
2.      Saling memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
3.      Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
4.      Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
5.      Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
6.      Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan
Dalam buku pelajaran hendaknya memperhatikan penggunaan bahasa dan keterbacaan sebagai berikut ini.
a.       Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memperhatikan ragam formal
b.      Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa
c.       Penggunaan struktur kalimatyang sesuai dengan tingkat penguasaan dan perkembangan     kognisi siswa.
d.      Penggunaan paragraf yang efektif.
e.       Materi dan ilustrasi atau foto nyata yang sesuai dengan wacana sajian.
Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
1.        Relevan dengan konsep, prinsip yang disajikan.
2.        Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3.        Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.        Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1.      lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2.      Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca
3.      Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu 
b.      Kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
4.      Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
·         entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut
·         entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama
·         entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada, Contoh :  alkohol, 12 formalin, 35
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat buku teks pelajaran agar buku tersebut dapat dimaksimalkan penggunaanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.      Berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.      Judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.      Tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.      Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.      Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.      Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten
Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1.      Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab
2.      Tidak boleh memotong table atau gambar
3.      Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.      Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.      Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.      Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.      Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.      Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir

Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1.      Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
2.      Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
3.      Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
4.      Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5.      Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6.      Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.
  1. Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
  2. Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
  3. Buku teks haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya