BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi
berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan
tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang
lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui
suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran
bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil
pengukuran menjadi suatu nilai.
Evaluasi meliputi
kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan. Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan
penelitian meskipun secara prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki metode
yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan pelaksanaannya. Jika
penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi bertujuan
untuk mengembangkan (improve)
Program adalah suatu kegiatan yang
direncanakan dengan seksama (Arikunto 2008: 291). Program adalah segala sesuatu
yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau
pengaruh (Tayibnasis 2000: 9). Evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap program yang sedang
berjalan maupun program yang telah berlalu.
Sementara itu, penilaian kebutuhan
adalah suatu sistematika, penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperoleh
dari tiga jenis analisis. Ketiga analisis ini diperlukan dalam menentukan
sasaran program pendidikan dan pelatihan. Ketiga analisis tersebut adalah
analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis individu.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
penulis akan menjelaskan tentang penilaian kebutuhan program dalam evaluasi
pendidikan dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, akan
dibahas tentang :
a.
Konsep Evaluasi Program
b.
Pengembangan Kriteria Dalam Evaluasi Program
c.
Perencanaan Evaluasi Program
d.
Penilaian Kebutuhan (Need Assesment)
e.
Langkah-langkah Evaluasi Program
f.
Analisis Data Dalam Evaluasi Program
g.
Menyusun Kesimpulan Dan Rumusan Rekomendasi
h.
Menyusun Laporan Evaluasi
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari perumusan
makalah ini nantinya diharapkan akan diketahui tentang :
a.
Bagaimana Konsep Evaluasi Program?
b.
Bagaimana Pengembangan Kriteria Dalam Evaluasi Program?
c.
Bagaimana Perencanaan Evaluasi Program?
d.
Bagaimana Penilaian Kebutuhan (Need Assesment)?
e.
Apa saja Langkah-langkah Evaluasi Program?
f.
Bagaimana Membuat Analisis Data Dalam Evaluasi Program?
g.
Bagaimana Menyusun Kesimpulan Dan Rumusan Rekomendasi?
h.
Bagaimana Menyusun Laporan Evaluasi?
1.4 Manfaat Penulisan
Dari
rumusan makalah dan tujuan perumusan makalah diatas, maka diharapkan dengan
adanya makalah ini bisa memberikan pemahaman yang jelas tentang penilaian
kebutuhan program dalam evaluasi pendidikan dalam Kontek Bidang Instruksional Teknologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Evaluasi Program
a. Pengertian
Program dan Evaluasi Program
Program
adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan.
Evaluasi
program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan
informasi tentang realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang guna pengambilan keputusan
b. Kaitan
antara Penelitian dengan Evaluasi program
Dalam
kegiatan penelitian peneliti ingin
mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam
evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu
atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul
dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.
Dalam
kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam
evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian
program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin
mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan
tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil
c. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku,
dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan
kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi
dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan
d. Komponen,
Subkomponen, dan Indikator Program
Program
merupakan satu kesatuan dari beberapa
bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan
oleh sistem tersebut. Komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri
atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa
indikator.
Dalam
kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui
keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa
ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau
subkomponen yang lain
e. Tujuan
Evaluasi Program
Evaluasi
program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah
dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya
f. Manfaat
Evaluasi Program
Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi.
Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau
melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari
evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program,
melanjutkan program, dan menyebarluaskan program
g. Evaluator
Program
Evaluator
program harus orang-orang yang memiliki kompetensi yang mumpuni, di antaranya
mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan
bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan internal (evaluator
dan pelaksana program) dan kalangana eksternal (orang di luar pelaksana program
tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi program)
h.
Hakikat antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi
Program
Program
adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di
lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan
untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan
2.2 Pengembangan Kriteria Dalam Evaluasi Program
a. Pengertian
Kriteria
Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan
sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan
untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang
telah ditentukan
b. Perlunya
Disusun Kriteria
Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam
melaksakan evaluasi program. Disusunnya kriteria, evaluator menjadi lebih
mantap karena ada patokan, dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban dari
hasil evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil evaluasi
sama walaupun evaluator berbeda
c. Dasar
Penyusunan Kriteria
Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal
ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami tentang program yang akan
dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang
melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman pelaksanaan program, dokumen
dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan,
petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri
dengan menggunakan daya nalar dan kemampuan yang dimilikinya
d.
Cara Menyusun Kriteria
Wujud
kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai. Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria
kualitatif (menghitung jumlah indikator yang telah tercapai).
Kriteria
kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tanpa pertimbangan, yaitu membagi
rentangan (mis. 10-100) dalam kategaori
secara sama, dan (2) banyaknya rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena
petimbangan tertentu.
Kriteria
kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) kriteria kualitatif tanpa
pertimbangan, yaitu menghitung jumlah
indikator yang telah memenuhi persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan
pertimbangan, yaitu dengan cara menghitung indikator yang telah memenuhi
persyaratan dengan mempertimbangkan skala prioritas atau pembobotan
2.3
Perencanaan
Evaluasi Program
Membicarakan
tentang analisis kebutuhan adalah merupakan sarana atau alat yang konstruktif
dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan
atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan
upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan
antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya
adalah siswa, kelas dan sekolah.
Dalam sistem
pendidikan, karena pendidikan itu sendiri hanya merupakan alat belaka,
sedangkan prestasi belajar siswa adalah hal yang menjadi tujuan, maka membuat
rencana mengajar merupakan proses
penting untuk menentukan alat yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah
guru berhasil menentukan materi yang akan diajarkan, perlu secara hati-hati
meninjau kembali apakah dalam pemilihan materinya sudah tepat, dalam arti sudah sesuai benar
dengan kebuituhan siswa.
Ada dua cara
yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu secara obyektif
dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup tujuan
penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan,
menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan membandingkan kondisi
yang diperoleh dengan kriteria. Ciri khas dalam cara melakukan analisis
kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan semua evaluator untuk
bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.
Selain dua
cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu
sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan cara
subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga menambahkan bahan lain
yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar
diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden
yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data yang diberikan
dapat dipercaya.
Evaluasi
program tidak lain adalah penelitian, dengan cirri-ciri khusus. Oleh karena
evaluasi program sama dengan penelitian maka sebelum memulai kegiatan,seperti
juga penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah dalam
penyusunan proposal sama dengan proposal dalam penelitian.
Dalam
pembahasan kali ini hanya tiga hal yang akan dijelaskan secara khusus. Ketiga
hal dimaksud, sekaligus butir yang rawan adalah sebagai berikut :
1. Bagian
pendahuluan, menentukan garis besar isi bagian ini
2. Bagian
metodologi berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode
pengumpulan data, dan penentuan instrumen pengumpulan data. Ada tiga sumber
data yang didahului dengan huruf P (kata bahasa Inggris), yaitu :Person (manusia),
Place (tempat) dan paper (kertas dan lain-lain). Penentuan metode pengumpulan
data harus disesuaikan dengan sumber data
3. Bagian cara
menentukan evaluasi. Instrumen pengumpul data evaluasi adalah alat yang
diperlukan untuk mempermudah pengumpulan data. Jenis instrument sebanyak jenis
metode yang digunakan dan selanjutnya pemilihan jenis instrument pengumpulan
data harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator.
Instrumen merupakan alat untuk mempermudah penggunaan metode dalam pengumpulan
data
Ada lima langkah yang harus dilalui dalam menyusun instumen
yaitu :
1. Identifikasi
indikator sebagai obyek sasaran evaluasi.
2. Membuat
tabel hubungan antara komponen-indikator-sumber data-metode-instrumen,
3. Menyusun
butir-butir instrumen
4. Menyusun
kriteria-kriteria penilaian,dan
5. Menyusun
pedoman pegerjaan
Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu
penyusunan instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data
dan metode, tetapi langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor
instrumen. Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat
bantu yang paling bermanfaat bagi penyusunan instrumen adalah kisi-kisi. Itulah
sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara cermat dan hati-hati. Petunjuk
pengerjaan jangan terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu mengisi
instrumen bagi evaluator
2.4
Penilaian
Kebutuhan (Need Assesment)
Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan
ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna
mengetahui dan/atau menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi
tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russell (1993, 298) bahwa
:
“A needs assessment is a systematic,
objective determination of training needs, which involves conducting threee
primary types of analysis. The three analysis consist of an organizational
analysis, a job analysis and a person analysis.”
Pengertian bahwa penilaian kebutuhan
adalah suatu sistematika, penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperoleh
dari tiga jenis analisis. Ketiga analisis ini diperlukan dalam menentukan
sasaran program pendidikan dan pelatihan. Ketiga analisis tersebut adalah
analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis individu.
Analisis Organisasi
Sebelum suatu program pendidikan dan
pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan, perlu dilakukan suatu analisis yang jelas
tentang pendidikan dan pelatihan untuk kebutuhan perusahaan. Setelah melihat
adanya kebutuhan perusahaan perlu dibuat program yang sesuai dan benar-benar
mencapai sasaran kebutuhan perusahaan.
Milkovich dan Boudreau (1991, 409)
mengemukakan : “We can categorize organizational. Level needs as organization
maintenance, effciency, and culture.”
Pengertian yaitu analisis organisasi mencakup tiga hal, yaitu : analisis atas
pemeliharaan organisasi, efisiensi, dan budaya organisasi.
Organizational maintenance
(pemeliharaan organisasi) bertujuan untuk menjamin kestabilan/kelancaran di
dalam tersedianya keterampilan pegawai yang tidak memadai. Kurangnya
pengetahuan pegawai apabila akan dialih tugaskan akan menimbulkan adanya
kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan.
Organization efficiency (efisiensi
organisasi) menggambarkan model diagnosa yang objektif. Seperti keuntungan,
biaya tenaga kerja, kualitas kinerja dan dengan adanya kesenjangan yang ada
maka dapat diatasi melalui program pendidikan dan pelatihan. Dalam kenyataannya
salah satu alasan yang penting diadakan pendidikan dan pelatihan dalam
perusahaan yaitu dalam hal kemampuan memutuskan atau memecahkan masalah,
bekerja dalam kelompok dan perilaku yang dapat meningkatkan mutu/ keterampilan
tenaga kerja.
Organizational culture (budaya
organisasi), merefleksikan sistem nilai atau filosofi organisasi. Dilakukan
dengan melihat budaya kerja yang mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Dessler (1997, 247) mengemukakan : “Budaya organisasi dapat diartikan sebagai
sikap dan persepsi yang dimiliki pegawai pada umumnya dalam suatu perusahaan
tempat mereka bekerja.”
Dengan perkataan lain, para pegawai
menangkap isyarat tentang perusahaan mereka dan dari syarat-syarat ini mereka
membentuk suatu gambaran yang padu tentang jenis organisasi tempat mereka
bekerja.
Menurut Dessler (1997, 251) analisis kebutuhan
pelatihan itu adalah :
“The purpose
of the needs analysis step is to :
·
Identify
Specific job performance skill needed to improve performance and productivity.
·
Analyze the
audience to ensure that the program will be suited to their specfic levels of
education, experience, and skills, as well as their attitureds and personal
motivations.
·
Use research
to develop specific measurable knowledge and performance objectives.”
Tujuan dari langkah analisis kebutuhan pelatihan
antara lain, yaitu :
·
Mengidentifasikan keterampilan kinerja jabatan khusus
yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas.
·
Menganalisis peserta untuk memastikan bahwa program
akan sesuai dengan tingkat pendidikan khusus mereka, pengalaman, dan
keterampilan juga sikap dan motivasi pribadi mereka.
·
Menggunakan penelitian untuk mengembangkan sasaran
pengetahuan dan kinerja yang dapat diukur.
Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (Evaluation)
Agar program pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan efektif maka program tersebut harus merupakan suatu
solusi yang tepat bagi permasalahan perusahaan, yaitu bahwa pendidikan dan
pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan. Untuk meningkatkan usaha belajar,
para pegawai harus menyadari perlunya memperoleh informasi yang baru atau
memperoleh ketrampilan baru dan berkeinginan untuk belajar hendaknya tetap
dapat dipertahankan.
Dessler (1997, 269) mengemukakan
mengenai evaluasi sebagai berikut :
“There are two basic issues to
address when evaluationg a training program. The first is the design of the
evaluation study and in particular, whether controlled experimentation will be
used. The second is the training effect to be measured.”
Terdapat dua masalah dasar yang
harus dikemukakan bila mengevaluasi sebuah program pendidikan dan pelatihan.
Pertama adalah rancangan dari telaah evaluasi dan terutama apakah
eksperimentasi terkendali yang akan digunakan. Kedua adalah efek latihan yang
dapat diukur. Eksperimen terkendali adalah metode terbaik untuk digunakan dalam
mengevaluasi sebuah program pelatihan untuk menguji efektivitas sebuah program
pelatihan, yang lebih disukai adalah dengan tes sebelum dan sesudahnya.
Bernardin dan Russell (1993, 312)
mengemukakan mengenai kriteria dari evaluasi, yaitu : “Reactions, learning,
behaviors, organizational results.” Uraian dari kriteria tersebut adalah :
a. Reaksi
Untuk mengetahui reaksi para peserta
mengenai program pendidikan dan pelatihan. Dengan menggunakan kuesioner pada
akhir pendidikan dan pelatihan para peserta ditanya tentang seberapa jauh
mereka merasa puas terhadap pelatihan secara keseluruhan. Terutama didasarkan
pada beberapa alasan utama, seperti untuk mengetahui sejauh mana para peserta
merasakan kepuasaannya dengan program tersebut, untuk maksud diadakannya
beberapa revisi atas program pendidikan dan pelatihan, untuk menjamin agar
peserta lain bersikap mau menerima (reseptif).
b. Pelajaran
Informasi yang ingin diperoleh
melalui jenis evaluasi ini adalah untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep
dari peserta, pengetahuan dan keterampilan yang diberikan. Ini biasanya
dilakukan dengan tes tertulis, tes prestasi, dan latihan simulasi.
c. Tingkah laku
Perilaku dari para peserta, sebelum
dan sesudah pelatihan dapat dibandingkan guna mengetahui tingkat pengaruh
pendidikan dan pelatihan terhadap perubahan prestasi mereka. Langkah ini
penting karena sasaran dari pendidikan dan pelatihan untuk mengubah perilaku
atau prestasi para peserta. Perilaku atau prestasi dari para peserta dapat
diukur berdasarkan sistem evaluasi kinerja guna mendapatkan tingkat kinerja
yang dikumpulkan oleh para supervisor untuk dibandingkan dengan kinerja sesudah
pendidikan dan pelatihan.
d. Hasil
Tujuan dari pengumpulan informasi
pada level ini untuk menguji dampak pendidikan dan pelatihan terhadap kelompok
kerja atau organisasi secara keseluruhan. Data bisa dikumpulkan sebelum dan
sesudah pendidikan dan pelatihan atas dasar kriteria produktivitas, pergantian,
tingkat kehadiran, perbaikan kualitas, keluhan-keluhan, kepuasan klien, dan
sejenisnya.
Ditambahkan pula oleh Milkovich dan
Boudreau (1991, 315) mengenai biaya :
“Some of the costs that should be measured for a training program include needs
assessment costs, salaries of training designers, purchase of equipment,
program development costs, evaluation costs, trainers’ costs, facilities
rental, trainee wages during training, and other traineer costs.”
Ini dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya biaya yang dipakai untuk program pendidikan dan pelatihan dan apakah
besarnya biaya tersebut terhitung kecil atau besar dibandingkan biaya yang
timbul dari permasalahan yang dialami oleh organisasi. Training program costs
adalah pengeluaran – pengeluaran yang terjadi di dalam pengembangan,
implementasi, dan evaluasi program
2.5
Langkah-langkah
Evaluasi Program
Beberapa
langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar
tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap
pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut
dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :
Persiapan Evaluasi Program
· Penyusunan
evaluasi
· Penyusunan
instrumen evaluasi
· Validasi
instrumen evaluasi
· Menentukan
jumlah sampel yang diperlukan
· Penyamaan
persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
Penyusunan terkait dengan model
diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model
Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan
model Need Assessment. Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan
instrument evaluasi :
·
Merumuskan tujuan yang akan dicapai
·
Membuat kisi-kisi
·
Membuat butir-butir instrument
·
Menyunting instrument
·
Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi
·
Dapat dilakukan dengan metode Sampling
·
Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program,
tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik
sampling, jadwal kegiatan
Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana,
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut
mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang
digunakan.
Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data
antara lain : pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi (
bias berupa check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data
dengan angket, pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan
metode analisis dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya
Tahap Monitoring (Pelaksanaan)
Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa
pelaksaan program dapat diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah
berdampak positif atau negatif.
Teknik dan alat monitoring dapat
berupa :
· Teknik
pengamatan partisipatif
· Teknik
wawancara
· Teknik
pemanfaatan dan analisis data dokumentasi
· Evaluator
atau praktisi atau pelaksana program
· Perumusan
tujuan pemantauan
· Penetapan
sasaran pemantauan
· Penjabaran
data yang dibutuhkan
· Penyiapan
metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data
· Perencanaan
analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan
monitoring
Melanjutkan
mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam
evaluasi program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified
sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area
probability sampel, (7). Cluster sampel
2.6
Analisis
Data Dalam Evaluasi Program
Dalam penelitian data di bagi dua
yaitu data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data
diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan yang kedua sebaliknya
atau nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya
dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding sheet untuk
memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data. Karena memahami
secara tabulasi lebih mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang
panjang. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, Pertama.
Statistik Deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya
melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan
atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu mencakup
metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data yang dilakukan
untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi
keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga disebut
dengan statistik parametrik berlaku untuk data interval atau rasional jika
datanya normal. Dan apabila datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau
nominal, maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.
Tidak semua data dilapangan
berbentuk simbol-simbol yang bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis.
Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numerik
sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.
Kegiatan dalam menganalisis data
kualitaitif dapat melalui tahapan-tahapan berikut :
1. Dengan
mereduksi/menyiangi data
2. Display
data
3.
Menafsirkan data
4.
Menyimpulkan dan verifikasi
5.
Meningkatkan keabsahan hasil
6. Narasi
hasil analisis.
Pengolahan data kan lebih mudah
dengan menggunakan bantuan computer sehingga hasilnya akan dapat. diperoleh
lebih cepat
2.7
Menyusun
Kesimpulan Dan Rumusan Rekomendasi
Kesimpulan adalah sesuatu yang
merupakan inti dari sederetan informasi atau sajian yang menyatakan tentang
status program yang sedang dievaluasi.
Kesimpulan berbentuk kalimat
pernyataan kualitatif yang menunjukkan keadaan atau sifat sesuatu sehingga di
dalam gerak kegiatan programdengan cepat dapat diketahui dimana posisinya.Kesimpulan
sangat penting kedudukan dan isi rumusannya untuk dilanjutkan menjadi
rekomendasi.
Rekomendasi disusun setelah
kesimpulan dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rekomendasi,
yaitu mengenai perlunya melihat dengan cermat alas an yang diusulkan responden
tentang upaya peningkatan kualitas program yang dievaluasi dimasa yang akan
datang
2.8 Menyusun Laporan Evaluasi
Menyusun laporan evaluasi adalah
kegiatan akhir dari evaluasi program. Laporan hasil evaluasi disusun dalam
bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan. Secara garis besar laporan evaluasi
program terdiri dari empat pokok hal yaitu : permasalahan, metodologi evaluasi,
hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi.
Laporan evaluasi tidak ubahnya
seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan
ada yang menggunakan pendekatan kualitatif. Laporan evaluasi menggunakan
pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu :
pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan
pembahasan (hasil evaluasi, pembahasan ), serta kesimpulan dan rekomendasi.
Laporan evaluasi menggunakan
pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat
diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : pendahuluan, inti pembahasan
dan kesimpulan.
Secara garis besar laporan hasil
evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak
memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka,
komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi
yang terakhir adalah daftar pustaka.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Evaluasi
adalah suatu proses untuk menentukan seberapa jauh tujuan pendidikan dapat
dicapai. Evaluasi juga merupakan suatu proses untuk membantu dan memperbaiki
sesuatu menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Evaluasi bukan sekadar
menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasarkan tujuan yang jelas.
Sementara itu, Program adalah segala
sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil
atau pengaruh (Tayibnasis 2000: 9). Evaluasi program merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan secara cermat untuk mengetahui
tingkat keterlaksanaan atau keberhasilan suatu program dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponennya, baik terhadap program yang sedang
berjalan maupun program yang telah berlalu
Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan
ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna
mengetahui dan/atau menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi
tersebut.
3.2
Saran
Pengertian bahwa penilaian kebutuhan
adalah suatu sistematika, penentuan pendidikan dan pelatihan yang diperoleh
dari tiga jenis analisis. Ketiga analisis ini diperlukan dalam menentukan
sasaran program pendidikan dan pelatihan. Ketiga analisis tersebut adalah
analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis individu.
Tujuan pendidikan dan pelatihan
merupakan tolok ukur dari berhasil tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan
perusahaan. Tujuan pendidikan dan pelatihan dapat digunakan sebagai dasar dan
pedoman untuk melakukan penyusunan program pendidikan, dalam pelaksanaan dan
dalam pengawasannya serta evaluasi keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa
tujuan dari pendidikan dan pelatihan itu untuk dapat memenuhi kepentingan bagi
organisasi maupun individu.
Daftar
Pustaka
Marvin C. Alkin, 2004. Evaluatioon Root. Sage Publ
E. Jane Davidson,2005. Evaluation Methodology Basics. Sage Publ
James C. Mc.David dan Laura R.L Hawthorn, 2006. Program Evaluation and Performance
Measurement. Sage Publ