Rabu, 11 Mei 2016

Wisata Literasi Siswa Berbasis Media Sosial dalam Memahami Teks



Wisata Literasi Siswa Berbasis Media Sosial dalam Memahami Teks

            Dalam era digital saat ini bukanlah sesuatu yang mengherankan bagi setiap orang bahwa segala sendi kehidupan masyarakat berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi berbentuk media elektronik seperti telepon genggam pintar (smart phone), komputer, televisi, serta berbagai media digital lainnya. Begitu pula dengan dunia pendidikan saat ini, dimana pemerintah sedang menggalakkan kurikulum yang berintegrasi dengan teknologi komunikasi dan informasi. Segala mata pelajaran disekolah saat ini diharapkan bisa berintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satunya adalah mata pelajaran bahasa, baik itu Bahasa Indonesia maupun bahasa asing lainya.
            Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain sehingga terjadinya pemahaman antara mereka satu sama lain. Untuk jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK), mata pelajaran bahasa termasuk kedalam kategori mata pelajaran adaptif dimana proses pembelajarannya banyak sekali mengadopsi dan mengadaptasi berbagai hal sebagai sumber belajar dan pembelajaran. Namun saat ini, khususnya siswa SMK memiliki minat yang rendah terhadap mata pelajaran bahasa. Hal ini dikarenakan banyak faktor, antara lain : guru yang mengajar membosankan dengan mengggunakan metode monoton, penggunaan media pembelajaran yang tidak efektif dan efisien serta kurang kreatifnya guru dalam menciptakan strategi guna meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran bahasa. Dilain pihak karena waktu siswa lebih banyak tersita untuk berintegrasi dengan sesama menggunakan media sosial yang jauh lebih interaktif dan tidak membosankan bagi mereka. Namun, dalam berintegrasi tersebut menggunakan literasi bahasa yang sangat jauh dari harapan karena terlalu banyak menggunakan bahasa keseharian atau lebih sering mereka sebut “bahasa gaul”.
            Kondisi yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan fakta terkini yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya siswa SMK. Kemampuan literasi mereka sangat rendah baik dalam membaca, menulis, memahami teks serta menggunakan semuanya kedalam kehidupan sehari-hari mereka. Kita tahu bahwa literasi adalah kemampuan memahami bacaan serta menulis dalam bahasa, namun apabila kemampuan ini ternyata rendah, maka bangsa ini dapat dipastikan akan kehilangan generasi yang bisa menunjukkan karakter bangsanya sendiri melalui bahasa nasional yang mereka pahami. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk membangkitkan lagi minat siswa dalam membaca dan menulis, terutama dalam pelajaran bahasa sehingga adanya peningkatan dalam mengembangkan literasi siswa terutama dalam memahami teks yang ada dalam pelajaran bahasa disekolah.
            Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengembangkan literasi siswa dalam memahami teks adalah melalui wisata literasi berbasis media sosial. Sebagai guru, kita tahu bahwa siswa kita saat ini hidup dalam era digital teknologi tinggi. Mereka lebih banyak berintegrasi dan bersosialisasi melalui media sosial dengan perangkat digital yang mereka punya, antara lain : e-mail, blog, facebook, twitter, path, instagram, dan lain-lain. Dalam media sosial tersebut mereka bebas berekspresi mencurahkan pemikiran mereka yang mereka tuangkan dalam bentuk tulisan dengan harapan apa yang mereka buat bisa dibaca oleh orang lain sehingga orang lain tersebut memahami apa yang menjadi buah fikirannya.
            Interaksi melalui media sosial yang dilakukan oleh siswa saat ini, khususnya siswa SMK terkadang tidak sesuai dengan literasi yang diharapkan bahkan dirasa berlebihan dan juga bisa menyebabkan semacam tindak kriminal dalam bentuk kekerasan verbal melalui tulisan yang mereka buat. Hal ini lah yang hendaknya menjadi perhatian semua pihak, terutama kita sebagai guru yang mendidik,mengajar dan membimbing mereka menjadi lebih baik. Seperti yang disebutkan sebelumnya hendaknya ada upaya yang dilakukan seperti “wisata literasi siswa berbasis media sosial”.
            Wisata literasi siswa berbasis media sosial adalah hal yang sangat positif, dimana seorang guru dituntut harus “up to date” dangan dunia kekinian siswanya dengan cara juga bergabung dalam media sosial tersebut, kemudian guru bisa melakukan proses belajar mengajar khususunya bagi guru bahasa dengan menggunakan media sosial sebagai basis proses belajar mengajar bahasa. Dalam media sosial tersebut, guru sebagai filter bahasa bagi siswanya yang sedang mengadakan proses belajar literasi.
            Sebagai contoh, apabila guru ingin mengajak siswa memahami teks, maka guru dan siswa tidak perlu saling bertemu secara tatap  muka langsung didalam kelas sesungguhnya, tetapi guru cukup meng-upload teks yang akan dibahas ke media sosial seperti facebook, tweeter, blog dan lain-lain. Kemudian siswa bisa membaca teks tersebut kapan  saja dan dimana saja, selanjutnya siswa dan guru bisa berinteraksi secara on line melalui media sosial tersebut guna membahas teks yang sudah dibaca. Melalui hal ini, siswa secara psikologi merasa lebih nyaman senyaman mereka berintegrasi dengan teman-temannya yang lain dalam media sosial karena mereka tidak terganggu oleh keributan kelas ketika mereka bertanya, mereka bisa lebih percaya diri dan tidak merasa rendah diri ketika mereka bertanya melalui media sosial karena adanya ruang privacy bagi mereka dengan gurunya untuk bertanya dari pada bertanya didalam kelas yang teman-temannya nanti ditakutkan akan merendahkan dan mengejek mereka ketika bertanya.
             Selanjutnya melalui wisata literasi berbasis media sosial ini tentunya menjadikan guru lebih leluasa untuk berkreativitas memciptakan serta mengembangkan teks yang mudah dipahami oleh siswanya. Guru menjadi lebih bisa berinovasi dengan menciptakan serta menampilkan teks yang menarik dengan menyertakan audio-visual dan penggunaan narasi, teks, suara dan gambar yang sesuai literasi. Melalui hal ini, diharapkan bisa menumbuhkan minat siswa terhadap literasi terutama minat baca dan menulis dan khususnya pemahaman teks.
            Melalui wisata literasi berbasis media sosial, siswa bebas untuk membaca kapan saja dan dimana saja tanpa harus direpotkan dengan masalah urusan waktu dan tempat. Mereka juga akan lebih bersemangat untuk membaca karena teks yang ditampilkan tidak hanya sekedar narasi tulisan semata tetapi dilengkapi dengan sound (bunyi) dalam bentuk background music (musik pengiring) yang sesuai dengan kesenangan mereka, adanya visual yang menarik serta penataan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka.
            Dengan wisata literasi berbasis media sosial, maka siswa bebas berselancar (browsing) dari satu teks ke teks yang lainnya yang sudah disediakan oleh gurunya, tentunya ini merupakan salah satu upaya yang baik dalam pengembangan literasi siswa terutama dalam memahami teks. Walau demikian, guru tetap memberikan batasan penugasan bagi setiap siswa agar bisa menuntaskan pemahaman terhadap teks minimal dalam seminggu terdapat satu teks yang telah dipahami siswa. Sehingga, meskipun proses belajar mengajar menggunakan media sosial, akan tetapi nilai tanggung jawab, kejujuran dan kedisiplinan siswa akan tetap  tumbuh dan terjaga dengan baik. Guru sebagai filter (penyaring) terhadap pemahaman siswa tentunya juga sangat berperan penting dalam menumbuhkembangkan  minat literasi siswa menjadi lebih baik sehingga gerakan literasi sebagai upaya pembentukan karakter bangsa dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.