Design Pesan (message design)
dalam Kontek Bidang Instruksional Teknologi
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi
antara manusia dan seluruh rangkaian kegiatan yang mempengaruhi. Proses
komunikasi terjadi bila ada sumber yang memberikan pesan, dan ada penerima
pesan. Pada umumnya dalam proses komunikasi dibutuhkan media, yang merupakan
wadah yang dapat menyalurkan pesan (message) yang oleh sumber atau pemberi
pesan ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan tersebut.
Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan berajar
mengajar bisa terjadi antara guru dan murid, antara murid dengan murid. Selain
itu dalam kegiatan belajar mengajar, proses komunikasi juga bisa terjadi antara
murid, atau warga belajar dengan sumber yang lain dari guru, misalnya pesan
pembelajaran atau materi ilmu pengetahuan. Komunikasi dalam suatu kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu komunikasi timbal-balik, atau komunikasi
interaksi edukatif, yang bukan terjadi dengan sendirinya, akan tetapi harus
diciptakan oleh guru dan murid. Komunikasi tersebut harus diciptakan sedemikian
rupa sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pembelajaran
dapat benar-benar efektif dan efisien
Salah satu domain dari instructional technology yaitu
tentang disain, khusunya disain pesan (message design). Design pesan (message
design) dalam kontek bidang instruksional teknologi menurut Grabowski
(Anglin.1995:222) mempunyai 3 hal yang pokok yaitu : desain pesan untuk
pembelajaran (message design for instructional), disain pesan untuk
belajar (message design for learning), dan yang ketiga adalah Disain
pesan belajar dan pembelajaran (message design for both instruction
and learning ).
Disain merupakan proses menspesifikasi kondisi untuk
belajar, tujuan disain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada level
makro, seperti program dan kurikulum, dan pada level mikro, seperti satuan
pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan disain masa kini yang mengacu
pada penciptaan spesifikasi (Ellington dan Harris. (Seels.1994)
Domain disain mencakup empat kawasan teori dan praktek.
Wilayah itu dapat diidentifikasi karena kategori-kategori merupakan hasil kerja
penelitian dan pengembangan teori. Domain disain mencakup studi tentang disain
system pembelajaran (Instructional System Design), disain pesan (message
design), strategi pembelajaran (learner characteristics). (Seels.1994:35)
Disain pesan mencakup prinsip perhatian, persepsi, dan
ritensi yang mengatur spesifikasi bentuk fisik pesan yang dimaksud untuk
berkomunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Sebelum lebih jauh membahas
mengenai message design dalam teknologi pembelajaran ada empat hal utama
yang harus diketahui yaitu pesan, belajar dan pembelajaran, media dan disain
pesan.
a. Message (pesan)
Pesan (message) secara tradisional, berupa tanda/pola
yang digunakan untuk komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie
(1993) membatasi pesan kedalam pola sinyal atau symbol yang memodifikasi
perilaku kognitif, afektif dan psychomotor. Desain pesan lebih banyak
berhubungan dengan level mikro melalui unit-unit kecil seperti visual, urutan
penyajian, halaman, dan layar. Karakteristik lain desain pesan ialah bahwa
disain haruslah bersifat spesifik baik dalam medianya maupuan dalam tugas
belajarnya. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan tergantung
pada apakah medianya bersifat statis, dinamis, atau paduan keduanya (misalnya
foto, film, atau grafis computer), apakah tugasnya melibatkan pembentukan
konsep atau sikap, ketrampilan atau pengembangan strategi belajar, dan upaya
mengingat (Fleming, & Levie,1993).
Untuk mengetahui dampak pesan atas perancangan instruksional
memerlukan pengenalan yang berupa tanda (signal) / suatu bentuk yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan itu sendiri. Anderson dan Meyer
(Anglin.1994:223) menggambarkan signal sebagai istilah umum yang
digunakan untuk menguraikan semua yang secara teori datang untuk mewakili
pesan, apakah iru berupa suatu hal atau suatu gagasan. Gagasan atau hal
tersebut meliputi semua pola / bentuk yang visual dan audio, seperti halnya ”
bentuk, bau, isyarat, nyanyian”. Tujuan signal akan mengaktipkan dan
mengkombinasi panca indera agar berfungsi menangkap rangsangan informasi.
Langkah-langkah awal pengolahan informasi dalam proses pembelajaran adalah
seberapa besar informasi dapat mempengaruhi keadaan siswa.
Walaupun definisi signal digunakan untuk membatasi Messsage
Design ke masalah bentuk fisik, hal tersebut penting digunakan untuk
memahami dampaknya di luar penafsiran ini. Bentuk fisik dari signal/ tanda
sangat penting untuk membentuk presepsi seseorang. Komposisi induktif
yang biasa dari message digunakan Rothkopfs (Anglin.1994:223) untuk membuat
sebanyak mungkin suatu perbedaan di dalam pelajaran sebagai komposisi
eksternalnya. Ketika informasi datang selanjutnya di proses dalam memori untuk
disimpan dalam waktu yang panjang ( Osborne& Wittrock (Anglin.1994:223).
Proses ini penting karena memori tergantung dari banyaknya stimulus-as-encoded
dibanding stimulus-as-presented” ( Eysenck (Anglin.1994:223). Dalam suatu
message menggunakan strategi induktif, oleh karena itu, perlu menimbulkan coding
(persandian), organisasi, pengintegrasian, dan aktivitas pemahaman yang
penting bagi pengertian lebih lanjut, berupa ingatan, dan mengungkap kembali pesan
tersebut dimasa yang akan datang.(Grabowski(Anglin.1994 : 223)
b. Belajar dan Pembelajaran
Pengertian pengajaran (instruction) menurut Merril
(Gafur.1982:22) adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja diubah
dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi
terhadap kondisi tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari
keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk didalamnya menyiapkan pengalaman yang
siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan
terhadap siswa, dan sebagainya.
Pengajaran erat kaitannya dengan belajar, namun tak sama
persis. Belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan
pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk
mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu
dapat dicapai.
c. Media
Menurut Arief S Sadiman (1990:6) kata media berasal dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Sedang AECT (Seels.1994:54) memberi batasan media
sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan
atau informasi.
Beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dinyatakan bahwa media merupakan bentuk peralatan yang berfungsi
merangsang pemikiran, pengantar pesan kepada sasaran dan membangkitkan
perasaan. Jika media tersebut tidak dapat berfungsi sebagai penyalur pesan
berarti media tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin
disampaikan sumber kepada penerima.
Dalam kehidupan masyarakat luas, media sebagai pengantar
pesan mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam aspek kehidupan
manusia, baik secara individu maupun secara sosial. Hal ini dikarenakan media
sebagai pengantar pesan dapat dimanfaatkan berbagai maksud dan tujuan tertentu
baik secara individu maupun kelompok. Dalam kaitannya dengan media
pembelajaran, John D. Latuheru (1988:13), menyatakan bahwa media mempunyai
fungsi edukatif yaitu media tersebut memberikan informasi yang mengandung
nilai-nilai pendidikan.
Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima atau dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik dalam proses belajar – mengajar.
Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran di
sekolah sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
program pembelajaran.
d. Disain pesan (Message design)
Konsep disain pesan merupakan kombinasi dari ketiga unsur
tersebut diatas. Secara umum, disain menjadi ” analisa suatu masalah
komunikasi” untuk kepentingan mengembangkan suatu rencana untuk manipulasi
dengan sengaja dalam penggunaan simbol/lambang ( Fleming& Levie, 1978).
Disain pesan merupakan salah satu proses pengembangan instruksional. Disain
direncanakan untuk digunakan dalam bentuk fisik (pembelajaran) dan komposisi
induktif (pelajaran) tentang suatu pesan. Disain pesan untuk pembelajaran
berkaitan dengan berbagai faktor eksternal pelajar, sedangkan disain pesan
untuk belajar berhadapan dengan strategi yang digunakan untuk
mengaktifkan faktor internal dari pelajar agar proses belajar berlangsung.
Disain pesan untuk pembelajaran
Disain pesan untuk pembelajaran melibatkan perencanaan untuk
manipulasi dari format fisik menyangkut pesan tersebut. Disain pesan
disini berkenaan dengan penggunaan pesan dalam pembelajaran baik dapat mencakup
berbagai media yang khusus seperti mendisain teks, disain tampilan, dan juga
disain video. Pada pembahasan ini hanya akan dibahas tentang disain teks.
Fleming dan Levie dalam tahun 1978, dan di dalam dua
pekerjaan kemudiannya ( Fleming, 1987; Levie, 1987) message design digunakan
untuk menunjukkan bagi proses pembelajaran dan belajar. Dimana proses belajar
mengajar merupakan suatu proses komunikasi interaktif edukatif yang
memerlukan suatu pengolahan informasi yang baik. Proses pengolahan informasi
tersebut meliputi perhatian, persepsi, pelajaran, dan formasi konsep dengan
kebutuhan kebutuhan pelajar akan suatu stimulus, attention, presepsion, dan
retention dan retrieval.
Sehingga dalam pembuatan / pembuatan disain pesan harus
memperhatikan beberapa kebutuhan pelajar tersebut. Sehingga dalam membuat disain
pesan dalam membuat signal ( physich form) harus memperhatikan prinsip persepsi
dan perhatian mereka berhadapan dengan kepandaian memilih, hal-hal baru,
organisasi, persamaan, dan persamaan, ketidak-pastian. Seperti pesan mendisain
untuk pelajaran mereka harus dilandasi dengan basis pengetahuan awal, tingkat
kesulitan, aktivitas, strategi, tingkat pengalaman mental, dan pengembangan,
dan akhirnya, pemahaman dan umpan balik.
Beberapa kategori media dalam buku
Instructional Technology and Media for Learning (Sharon E. Smaldino, 2008:7)
diantaranya:
1.
Teks, merupakan media yang ditampilkan dalam format
buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya,
2. Audio,
mencakup apapun yang siswa dengar, suara orang berbicara, musik, suara bising,
dan sebagainya,
3. Visual,
diantaranya berupa diagram, slides, gambar, foto, gambar di buku, kartun, dan
sebagainya.
4. Video,
merupakan media yang menampilkan gerak, yaitu video, animasi komputer, dan
sebagainya,
5. Manipulatif
objek, merupakan media yang dapat dirubah bentuk, disentuh, dan dikreasikan
siswa menjadi sesuatu yang baru untuk keperluan belajar,
6. Orang-orang
(teknisi), yaitu seorang guru, siswa, dan orang lain yang dianggap bisa
Teks Disain
Beberapa faktor yang berbeda diunakan untuk mempertimbangkan
ketika akan merancang disain suatu teks. Faktor-faktor ini meliputi proporsi,
urutan, penekanan, kesatuan, dan kesesuain (Reilly& Kecoak. 1986); ukuran
halaman, konsistensi, tampilan, ukuran, dan pengaturan jarak, organisator,
isyarat, dan kejelasan penulisannya ( Hanley, 1985); pengulangan, hal-hal baru,
penghargaan, pengalaman berhubungan dengan perasaan, penguraian, dan pengaturan
jarak ( Hand, 1982); sisipan, penggambaran, serialisasi, dan stylisasi (
Waller. 1982); label, pencahayaan, dan menggambarkan ( Duchastel, 1982); jarak
semantik, percontohan dan hubungan directional untuk tabel dan diagram (
Winn& Holliday, 1992. Winn, 1987). isi, menulis gaya, words-print, diagram
dan grafik, dan gambar-an ( Romiszowski, 1988); dan pemborosan, struktur
keputusan, pengelompokan fungsional, dan penggunaan organisatoris ( Wright.
1992)
Buku sebagai Desain Pesan Teks
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun
2005 buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan
dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka peningkatankeimanan, ketakwaan, akhla kmulia, dan kepribadian,
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan
estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun
berdasarkan standar nasional pendidikan.
Selain dalam pada Peratutan Menteri diatas, Direktorat
Pendidikan Menengah Umum juga menjelaskan bahwa buku teks atau buku
pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi
tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya
dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku
diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (2004 : 3). Berikut
adalah tata cara penyusunan buku teks pembelajaran:
Bagian awal
1.
Halaman cover, bersisi
tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2.
Halaman judul , berisi
judul, pengarang/penulis, gambar sampul, tahun terbit, nama depertemen
3.
Daftar isi, yang membuat,
judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.
Daftar lain seperti : daftar
gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi/penyajian materi
Penyajian
adalah cara menyajikan materi pelajaran di dalam buku pelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa, mulai dari materi, tahapan, penataan, pembelajaran di
kelas, kebutuhan serta minat siswa, dan kepentingan komunikasi. Unsur yang
terdapat di dalamnya adalah:
(a) tujuan pembelajaran,
(b) penahapan pembelajaran,
(c) menarik minat dan perhatian siswa,
(d) kemudahan dipahami,
(e) keaktifan siswa,
(f) hubungan bahan,
(g) norma, dan
(h) latihan dan soal.
Persyaratan penyajian
1.
Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap
bab
2.
Saling memperkuat dengan bahan lain dan
kontekstual
3.
Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
4.
Menantang dan merangsang untuk dibaca dan
dipelajari
5.
Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan
psikomotor
6.
Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan
formal
Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan
Dalam buku pelajaran hendaknya memperhatikan
penggunaan bahasa dan keterbacaan sebagai berikut ini.
a.
Penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar, serta memperhatikan ragam formal
b.
Penggunaan bahasa yang dapat
meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa
c.
Penggunaan struktur
kalimatyang sesuai dengan tingkat penguasaan dan perkembangan kognisi siswa.
d.
Penggunaan paragraf yang
efektif.
e.
Materi dan ilustrasi atau
foto nyata yang sesuai dengan wacana sajian.
Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
1.
Relevan dengan konsep, prinsip yang disajikan.
2.
Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat.
Antar bagian dan antar paragraph.
3.
Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.
Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial
yang membantu memperjelas materi
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya
berisi antara lain :
1.
lampiran, bila lampiran lebih dari satu
lembar harus diberi nomor urut arab
2.
Glosarium (jika ada), kata/istilah yang
berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca
3.
Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan
kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara
tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan
dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan
teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
b.
Kepustakaan disusun dengan urutan
abjad, urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
4.
Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan
sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta
yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
·
entri disusun menurut abjad dan tidak
bernomor urut
·
entri diawali dengan huruf kecil , kecuali
berupa nama
·
entri diikuti dengan tanda koma dan nomor
halaman tempat entri berada, Contoh : alkohol, 12 formalin, 35
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat buku teks pelajaran agar buku tersebut
dapat dimaksimalkan penggunaanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.
Berilah jarak 3 spasi antara table atau
gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.
Judul table atau gambar diketik pada halaman
yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.
Tepi kanan teks tidak harus rata , oleh
karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong
tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan
diletakkan dibawahnya
4.
Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas
pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman
bagian awal.
5.
Semua nama pengarang dalam daftar rujukan
harus ditulis.
6.
Nama awal atau nama tengah dapat disingkat
asalkan dilakuan secara konsisten
Hal
hal yang tidak boleh dilakukan :
1.
Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir
halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab
2.
Tidak boleh memotong table atau gambar
3.
Tidak boleh memberi garis vertikal antara
kolom pada table kecuali terpaksa
4.
Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda
berakhirnya suatu bab
5.
Tidak boleh menempatkan sub judul dan
identitas table pada akhir halaman
6.
Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung
(-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan
menggunakan komputer.
7.
Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam
suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.
Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki
halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah
bab akhir
Geene dan Pety (dalam Tarigan,
1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang
berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1. Buku
teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
2. Buku
teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
3. Buku
teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
4. Buku
teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan
kemampuan para siswa yang memakainya.
5. Isi
buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih
baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan
suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6. Buku
teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para
siswa yang mempergunaknnya.
- Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
- Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
- Buku teks haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar