Rabu, 07 November 2012

Desain Pesan Teks



 Design Pesan (message design) dalam Kontek Bidang Instruksional Teknologi

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara manusia dan seluruh rangkaian kegiatan yang mempengaruhi. Proses komunikasi terjadi bila ada sumber yang memberikan pesan, dan ada penerima pesan. Pada umumnya dalam proses komunikasi dibutuhkan media, yang merupakan wadah yang dapat menyalurkan pesan (message) yang oleh sumber atau pemberi pesan ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan tersebut.
Proses komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan berajar mengajar bisa terjadi antara guru dan murid, antara murid dengan murid. Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar, proses komunikasi juga bisa terjadi antara murid, atau warga belajar dengan sumber yang lain dari guru, misalnya pesan pembelajaran atau materi ilmu pengetahuan. Komunikasi dalam suatu kegiatan belajar mengajar merupakan suatu komunikasi timbal-balik, atau komunikasi interaksi edukatif, yang bukan terjadi dengan sendirinya, akan tetapi harus diciptakan oleh guru dan murid. Komunikasi tersebut harus diciptakan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan  dalam bentuk materi pembelajaran dapat benar-benar efektif dan efisien
Salah satu domain dari instructional technology yaitu tentang disain, khusunya disain pesan (message design). Design pesan (message design) dalam kontek bidang instruksional teknologi menurut Grabowski (Anglin.1995:222)  mempunyai 3 hal yang pokok yaitu : desain pesan untuk pembelajaran (message design for instructional), disain pesan untuk belajar (message design for learning), dan yang ketiga adalah Disain pesan belajar dan  pembelajaran (message design for both instruction and learning ).
Disain merupakan proses menspesifikasi kondisi untuk belajar, tujuan disain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada level makro, seperti program dan kurikulum, dan pada level mikro, seperti satuan pelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan disain masa kini yang mengacu pada penciptaan spesifikasi (Ellington dan Harris. (Seels.1994)
Domain disain mencakup empat kawasan teori dan praktek. Wilayah itu dapat diidentifikasi karena kategori-kategori merupakan hasil kerja penelitian dan pengembangan teori. Domain disain mencakup studi tentang disain system pembelajaran (Instructional System Design), disain pesan (message design), strategi pembelajaran (learner characteristics).  (Seels.1994:35)
Disain pesan mencakup prinsip perhatian, persepsi, dan ritensi yang mengatur spesifikasi bentuk fisik pesan yang dimaksud untuk berkomunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Sebelum lebih jauh membahas mengenai message design dalam teknologi pembelajaran ada empat hal utama yang harus diketahui yaitu pesan, belajar dan pembelajaran, media dan disain pesan.
a.      Message (pesan)
Pesan (message) secara tradisional, berupa tanda/pola yang digunakan untuk komunikasi antara pengirim dan penerima. Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan kedalam pola sinyal atau symbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psychomotor. Desain pesan lebih banyak berhubungan dengan level mikro melalui unit-unit kecil seperti visual, urutan penyajian, halaman, dan layar. Karakteristik lain desain pesan ialah bahwa disain haruslah bersifat spesifik baik dalam medianya maupuan dalam tugas belajarnya. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis, atau paduan keduanya (misalnya foto, film, atau grafis computer), apakah tugasnya melibatkan pembentukan konsep atau sikap, ketrampilan atau pengembangan strategi belajar, dan upaya mengingat (Fleming, & Levie,1993).
Untuk mengetahui dampak pesan atas perancangan instruksional memerlukan pengenalan yang berupa tanda (signal) / suatu bentuk yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan itu sendiri. Anderson dan Meyer (Anglin.1994:223) menggambarkan signal sebagai  istilah umum yang digunakan untuk menguraikan semua yang secara teori datang untuk mewakili pesan, apakah iru berupa suatu hal atau suatu gagasan. Gagasan atau hal tersebut meliputi semua pola / bentuk yang visual dan audio, seperti halnya ” bentuk, bau, isyarat, nyanyian”. Tujuan signal akan mengaktipkan dan mengkombinasi panca indera agar berfungsi menangkap rangsangan informasi. Langkah-langkah awal pengolahan informasi dalam proses pembelajaran adalah seberapa besar informasi dapat mempengaruhi keadaan siswa.
Walaupun definisi signal digunakan untuk membatasi Messsage Design ke masalah  bentuk fisik, hal tersebut penting digunakan untuk memahami dampaknya di luar penafsiran ini. Bentuk fisik dari signal/ tanda sangat penting untuk membentuk presepsi seseorang.  Komposisi induktif yang biasa dari message digunakan Rothkopfs (Anglin.1994:223) untuk membuat sebanyak mungkin suatu perbedaan di dalam pelajaran sebagai komposisi eksternalnya. Ketika informasi datang selanjutnya di proses dalam memori untuk disimpan dalam waktu yang panjang ( Osborne& Wittrock (Anglin.1994:223). Proses ini penting karena memori tergantung dari banyaknya stimulus-as-encoded dibanding stimulus-as-presented” ( Eysenck (Anglin.1994:223). Dalam suatu message menggunakan strategi induktif, oleh karena itu, perlu menimbulkan coding (persandian), organisasi, pengintegrasian, dan aktivitas pemahaman yang penting bagi pengertian lebih lanjut, berupa ingatan, dan mengungkap kembali pesan tersebut dimasa yang akan datang.(Grabowski(Anglin.1994 : 223)
b.      Belajar dan Pembelajaran
Pengertian pengajaran (instruction) menurut Merril (Gafur.1982:22) adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk didalamnya menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan terhadap siswa, dan sebagainya.
Pengajaran erat kaitannya dengan belajar, namun tak sama persis. Belajar merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat dicapai.

c.       Media
Menurut Arief S Sadiman (1990:6) kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedang AECT (Seels.1994:54) memberi batasan media sebagai segala bentuk dan satuan yang digunakan orang untuk mengeluarkan pesan atau informasi.
Beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa media merupakan bentuk peralatan yang berfungsi merangsang pemikiran, pengantar pesan kepada sasaran dan membangkitkan perasaan. Jika media tersebut tidak dapat berfungsi sebagai penyalur pesan berarti media tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan sumber kepada penerima.
Dalam kehidupan masyarakat luas, media sebagai pengantar pesan mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara sosial. Hal ini dikarenakan media sebagai pengantar pesan dapat dimanfaatkan berbagai maksud dan tujuan tertentu baik secara individu maupun kelompok. Dalam kaitannya dengan media pembelajaran, John D. Latuheru (1988:13), menyatakan bahwa media mempunyai fungsi edukatif yaitu media tersebut memberikan informasi yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima atau dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik dalam proses belajar – mengajar. Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi program pembelajaran.
d.      Disain pesan (Message design)
Konsep disain pesan merupakan kombinasi dari ketiga unsur tersebut diatas. Secara umum, disain menjadi ” analisa suatu masalah komunikasi” untuk kepentingan mengembangkan suatu rencana untuk manipulasi dengan sengaja dalam penggunaan simbol/lambang ( Fleming& Levie, 1978). Disain pesan merupakan salah satu proses pengembangan instruksional. Disain direncanakan untuk digunakan dalam bentuk fisik (pembelajaran) dan komposisi induktif (pelajaran) tentang suatu pesan. Disain pesan untuk pembelajaran berkaitan dengan berbagai faktor eksternal pelajar, sedangkan disain pesan untuk belajar  berhadapan dengan strategi  yang digunakan untuk mengaktifkan faktor internal dari pelajar agar proses belajar berlangsung.

Disain pesan untuk pembelajaran
Disain pesan untuk pembelajaran melibatkan perencanaan untuk manipulasi dari  format fisik menyangkut pesan tersebut. Disain pesan disini berkenaan dengan penggunaan pesan dalam pembelajaran baik dapat mencakup berbagai media yang khusus seperti mendisain teks, disain tampilan, dan juga disain video. Pada pembahasan ini hanya akan dibahas tentang disain teks.
Fleming dan Levie dalam tahun 1978, dan di dalam dua pekerjaan kemudiannya ( Fleming, 1987; Levie, 1987) message design digunakan untuk menunjukkan bagi proses pembelajaran dan belajar. Dimana proses belajar mengajar merupakan suatu proses  komunikasi interaktif edukatif yang memerlukan suatu pengolahan informasi yang baik. Proses pengolahan informasi tersebut meliputi perhatian, persepsi, pelajaran, dan formasi konsep dengan kebutuhan kebutuhan pelajar akan suatu stimulus, attention, presepsion, dan retention dan retrieval.
Sehingga dalam pembuatan / pembuatan disain pesan harus memperhatikan beberapa kebutuhan pelajar tersebut. Sehingga dalam membuat disain pesan dalam membuat signal ( physich form) harus memperhatikan prinsip persepsi dan perhatian mereka berhadapan dengan kepandaian memilih, hal-hal baru, organisasi, persamaan, dan persamaan, ketidak-pastian. Seperti pesan mendisain untuk pelajaran mereka harus dilandasi dengan basis pengetahuan awal, tingkat kesulitan, aktivitas, strategi, tingkat pengalaman mental, dan pengembangan, dan akhirnya, pemahaman dan umpan balik.
Beberapa kategori media dalam buku Instructional Technology and Media for Learning (Sharon E. Smaldino, 2008:7) diantaranya:
1.    Teks, merupakan media yang ditampilkan dalam format buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya,
2.    Audio, mencakup apapun yang siswa dengar, suara orang berbicara, musik, suara bising, dan sebagainya,
3.    Visual, diantaranya berupa diagram, slides, gambar, foto, gambar di buku, kartun, dan sebagainya.
4.    Video, merupakan media yang menampilkan gerak, yaitu video, animasi komputer, dan sebagainya,
5.    Manipulatif objek, merupakan media yang dapat dirubah bentuk, disentuh, dan dikreasikan siswa menjadi sesuatu yang baru untuk keperluan belajar,
6.    Orang-orang (teknisi), yaitu seorang guru, siswa, dan orang lain yang dianggap bisa

Teks Disain
Beberapa faktor yang berbeda diunakan untuk mempertimbangkan ketika akan merancang disain suatu teks. Faktor-faktor ini meliputi proporsi, urutan, penekanan, kesatuan, dan kesesuain (Reilly& Kecoak. 1986); ukuran halaman, konsistensi, tampilan, ukuran, dan pengaturan jarak, organisator, isyarat, dan kejelasan penulisannya ( Hanley, 1985); pengulangan, hal-hal baru, penghargaan, pengalaman berhubungan dengan perasaan, penguraian, dan pengaturan jarak ( Hand, 1982); sisipan, penggambaran, serialisasi, dan stylisasi ( Waller. 1982); label, pencahayaan, dan menggambarkan ( Duchastel, 1982); jarak semantik, percontohan dan hubungan directional untuk tabel dan diagram ( Winn& Holliday, 1992. Winn, 1987). isi, menulis gaya, words-print, diagram dan grafik, dan gambar-an ( Romiszowski, 1988); dan pemborosan, struktur keputusan, pengelompokan fungsional, dan penggunaan organisatoris ( Wright. 1992)
 Buku sebagai Desain Pesan Teks
Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatankeimanan, ketakwaan, akhla kmulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Selain dalam pada Peratutan Menteri diatas, Direktorat Pendidikan Menengah Umum juga menjelaskan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh pembacanya (2004 : 3). Berikut adalah tata cara penyusunan buku teks pembelajaran:
Bagian awal
1.      Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit. 
2.      Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen 
3.      Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.      Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi/penyajian materi
Penyajian adalah cara menyajikan materi pelajaran di dalam buku pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa, mulai dari materi, tahapan, penataan, pembelajaran di kelas, kebutuhan serta minat siswa, dan kepentingan komunikasi. Unsur yang terdapat di dalamnya adalah:
(a) tujuan pembelajaran,
(b) penahapan pembelajaran,
(c) menarik minat dan perhatian siswa,
(d) kemudahan dipahami,
(e) keaktifan siswa,
(f) hubungan bahan,
(g) norma, dan
(h) latihan dan soal.
Persyaratan  penyajian
1.      Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
2.      Saling memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
3.      Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
4.      Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
5.      Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
6.      Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan
Dalam buku pelajaran hendaknya memperhatikan penggunaan bahasa dan keterbacaan sebagai berikut ini.
a.       Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta memperhatikan ragam formal
b.      Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya cipta siswa
c.       Penggunaan struktur kalimatyang sesuai dengan tingkat penguasaan dan perkembangan     kognisi siswa.
d.      Penggunaan paragraf yang efektif.
e.       Materi dan ilustrasi atau foto nyata yang sesuai dengan wacana sajian.
Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
1.        Relevan dengan konsep, prinsip yang disajikan.
2.        Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3.        Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.        Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1.      lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2.      Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca
3.      Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu 
b.      Kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
4.      Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
·         entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut
·         entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama
·         entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada, Contoh :  alkohol, 12 formalin, 35
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat buku teks pelajaran agar buku tersebut dapat dimaksimalkan penggunaanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.      Berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.      Judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.      Tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.      Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.      Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.      Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten
Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1.      Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab
2.      Tidak boleh memotong table atau gambar
3.      Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.      Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.      Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.      Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.      Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.      Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir

Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan sepuluh kategori yang harus dipenuhi buku teks yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut sebagai berikut.
1.      Buku teks haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.
2.      Buku teks haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang memakainya.
3.      Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang memanfaatkannya.
4.      Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.
5.      Isi buku teks haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6.      Buku teks haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunaknnya.
  1. Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung siswa yang memakainya.
  2. Buku teks haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para pemakainya yang setia.
  3. Buku teks haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para pemakainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar