Jumat, 30 November 2012

Tahap Awal Pengembangan dan Tahap Pengembangan Desain Pesan




1.1  Tahap Awal Pengembangan
1.1.1 Penetapan Tujuan
Tujuan pembelajaran menjelaskan apa yang akan mampu dikerjakan siswa jika mereka menyelesaikan bahan-bahan pelajaran. Ini menggambarkan konteks dunia nyata, di luar situasi belajar, di mana pelajar akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan. Ketika tujuan pembelajaran diubah menjadi tujuan kinerja,  ini disebut sebagai tujuan akhir. Tujuan akhir  menggambarkan persis apa yang dapat mahasiswa lakukan ketika ia menyelesaikan suatu unit pengajaran. Konteks untuk melaksanakan tujuan akhir  dibuat dalam situasi belajar, bukan dunia nyata.
Demikian juga, keterampilan yang diperoleh melalui analisis langkah-langkah dalam tujuan disebut keterampilan bawahan. Tujuan yang menggambarkan keterampilan yang membuka jalan untuk mencapai tujuan akhir  disebut sebagai tujuan bawahan. Tujuan bawahan menggambarkan blok bangunan ketrampilan yang harus dikuasai pebelajar dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan kinerja berasal dari keterampilan dalam analisis pembelajaran. Satu atau lebih tujuan harus ditulis untuk setiap keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran
Model untuk menyusun tujuan adalah pernyataan yang mengandung tiga komponen utama yaitu :
1.             Komponen tujuan pertama menggambarkan keterampilan atau tingkah laku yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran, Tujuan harus menguraikan apa yang dapat dikerjakan atau diperbuat pebelajar.
2.             Komponen tujuan kedua menggambarkan kondisi  pelajar atau keadaan yang menjadi syarat. yang hadir pada waktu pebelajar berbuat. Apakah pebelajar akan diberikan tes tertulis ? Apakah dibenarkan menggunakan kamus ? Apakah mereka akan diberikan sebuah paragraph untuk dikupas. Ini semua adalah pernyataan tentang kondisi siswa berbumpilkan perilaku yang dikehendaki.
3.             Komponen tujuan ketiga  menggambarkan kriteria yang akan digunakan untuk menilai unjuk perbuatan siswa yang dimaksud tujuan. Kriteria sering dinyatakan dalam batas-batas, atau rentangan, jawaban atau respon yang akan diterima. Kriteria menjawab pertanyaan siswa  “Apakah jawaban saya harus betul mutlak ?” Kriteria menunjukkan berapa batas yang dapat ditenggang bagi respon atau jawaban siswa.
a.    Derivation of Behaviours (Perilaku)
Dalam penyusunan tujuan diperlukan kata kerja operasional yang terukur dari masing-masing ranah. Kadang-kadang kita menemukan bahwa pernyataan tujuan terlalu samar, dalam hal ini, perancang harus hati-hati mempertimbangkan kata kerja yang dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku. Penulisan tujuan harus mampu mengungkapkan jenis perilaku yang dirumuskan melalui proses identifikasi dalam analisis pembelajaran.
Keterampilan intelektual dapat dijelaskan dengan kata kerja seperti sebagai mengidentifikasi, mengklasifikasi, menunjukkan, atau menghasilkan. Kata kerja ini, seperti yang dijelaskan oleh Gagne, Wager, Golas, dan Keller (2004), mengacu pada kegiatan khusus seperti sebagai pengelompokan objek serupa, membedakan satu hal dari yang lain, atau memecahkan masalah. Gagne tidak menggunakan kata kerja tahu, mengerti, atau menghargai karena kata akerja ini terlalu samar dan sulit diukur. Ketika kata-kata ini digunakan pada tujuan, tahu biasanya mengacu pada informasi lisan, keterampilan intelektual memahami, dan menghargai sikap. Kata kerja ini samar-samar harus diganti dengan performa kata kerja yang lebih spesifik.
Tujuan yang berhubungan dengan keterampilan psikomotorik biasanya dinyatakan dalam suatu perilaku (misalnya, berlari, melompat, atau mengemudi). Ketika tujuan melibatkan sikap, biasanya diharapkan untuk memilih alternatif tertentu atau rangkaian alternatif. Di sisi lain, hal itu mungkin melibatkan pelajar membuat pilihan dari di antara berbagai kegiatan
b.    Derivations of conditions (Kondisi)
Kondisi merujuk suatu keadaan dan sumber daya yang akan tersedia bagi pelajar dalam mencapai tujuan. Dalam memilih kondisi yang sesuai perlu mempertimbangkan  perubahan perilaku yang akan dicapai dan karakteristik sasaran. Kita harus membedakan factor-faktor yang mempengaruhi kondisi. Faktor-faktor ini meliputi:     
a.       Apakah sebuah isyarat akan disediakan pada pembelajar dalam mendapatkan informasi (stimulus)
b.      Karakteristik dari setiap bahan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
c.       Ruang lingkup dan kompleksitas tugas,
d.      Relevan atau kesesuaian kinerja dengan dunia nyata.
Pertama, pertimbangkan isyarat atau stimulus yang disediakan bagi pelajar adalah pertimbangan yang sangat penting untuk menguji informasi lisan. Misalnya, apabila kita ingin memastikan bahwa peserta didik dapat menghubungkan konsep tertentu dengan definisi? Ada beberapa kondisi yang dapat digunakan untuk menggambarkan rangsangan pembelajar akan membantu mereka mengingat informasi lisan. Perhatikan daftar rangsangan berikut (kondisi) dan perilaku, masing-masing yang dapat memungkinkan pembelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu atau dapat mengasosiasikan konsep dengan definisi.
Kedua, Karakteristik dari sumber-sumber daya yang diperlukan  untuk melakukan tugas tertentu. Sumber daya seperti bahan-bahan tersebut adalah: (1) ilustrasi seperti tabel, diagram, atau grafik; (2) bahan-bahan tertulis seperti laporan, cerita, atau artikel surat kabar, (3) benda-benda fisik seperti batuan, daun, slide, mesin , atau alat; dan (4) bahan referensi seperti kamus, manual, database, buku, atau web.
Ketiga,  ruang lingkup dan kompleksitas tugas untuk melakukan perubahan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman dari populasi target.
Keempat adalah membantu transfer pengetahuan dan keterampilan dari instruksional pengaturan ke pengaturan kinerja. Dalam menentukan kondisi-kondisi ini yang harus  dipertimbangan adalah sifat rangsangan materi, dan karakteristik target populasi
c.    Derivations of criteria (Kriteria)
Bagian akhir dari tujuan adalah kriteria dalam menentukan keterampilan kinerja yang dapat diterima. Dalam menetapkan kriteria yang logis, harus mempertimbangkan  tugas yang harus dilakukan. Beberapa keterampilan intelektual dan tugas informasi lisan hanya memiliki satu jawaban yang akan dianggap benar. Dalam hal ini, kriteria adalah bahwa peserta didik dapat menghasilkan respon yang tepat. Beberapa desainer menambahkan kata dengan benar untuk kriteria ini
1.1.2 Analisis Pebelajar
Sebelum kita membahas analisis pembelajar, baik kita tahu dulu siapa pembelajar dalam desain yang akan dibuat. Pembelajar disini kadang disebut sebagai populasi target atau kelompok sasaran. Mari kita mulai dengan mempertimbangkan bahwa pebelajar mendapatkan seperangkat Instruksional. Kita akan mengacu pada pebelajar ini sebagai target population yaitu mereka adalah orang-orang yang akan dikenai Instruksional secara tepat.
Informasi yang berguna yang akan didapat meliputi (1). Entry behaviour (Perilaku awal), (2). Pengetahuan awal tentang topik tertentu, (3). Sikap terhadap isi dan sistem penyampaian, (4). Motivasi belajar, (5). Tingkat pendidikan dan kemampuan, (6). Pembelajaran yang disukai, (7). Sikap terhadap pengelolana pemberian Instruksional, dan (8). Karakteristik kelompok. Paragraf berikut akan membahas secara lengkap informasi tersebut.
1) Perilaku Masukan.
Perilaku masukan maksudnya anggota populasi sasaran harus telah menguasai keterampilan tertentu sebelum proses Instruksional dimulai. Pada peta konsep perilaku masukan berada di bawah garis entry behaviors.
2) Pengetahuan Sebelumnya Tentang Topik.
Menekankan pentingnya menentukan apa yang peserta didik sudah tahu tentang topik yang akan diajarkan secara parsial. Mereka membangun pengetahuan baru dengan membangun pemahaman mereka sebelumnya, sehingga hal ini sangat penting bagi desainer untuk menentukan jangkauan dan sifat pengetahuan sebelumnya.
3) Sikap Terhadap Isi dan Sistem Penyampaian.
Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Harapan populasi tentang cara penyampaian materi akan menimbulkan motivasi.
4) Motivasi Akademik.
Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang sukses.  Ketika pebelajar mempunyai tingkat motivasi atau interest yang rendah terhadap topik tertentu, pembelajaran hampir tidak terjadi. Keller (1987) mengembangkan sebuah model motivasi ARCS (perhatian, relevansi, kepercayaan dan kepuasan) yang diperlukan dalam kesuksesan belajar tersebut.
5) Pendidikan Dan Tingkat Kemampuan.
Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar. Informasi ini akan membantu mendapatkan gambaran jenis pengalaman pembelajaran yang mereka alami dan mungkin kemampuan mereka dalam mengatasi masalah terhadap pendekatan baru dan berbeda dalam pembelajaran.
6) Pembelajaran yang disukai.
Temukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai. Dengan kata lain, apakah pebelajar menyukai pendekatan ceramah atau diskusi dalam belajar atau apakah mereka mengalami pendekatan belajar yang lain seperti studi kasus, pembelajaran berbasis masalah, kelas seminar atau pembelajaran mandiri melalui web site.
7) Sikap Terhadap Organisasi Pelatihan / Pendidikan
Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi yang menyediakan belajar. Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa sikap-sikap yang menunjang terhadap kesuksesan pembelajaran adalah berkaitan dengan keterampilan baru yang dapat diterapkan di tempat kerja.
8) Karakteristik Kelompok.
Analisa pebelajar secara benar akan menghasilkan dua jenis informasi tambahan yang dapat mempengaruhi dalam merancang pembelajaran. Pertama, tingkat keragaman populasi pebelajar. Kedua, interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar. Hal ini untuk mendapatkan dan mengembangkan kesan terhadap apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaan mereka.
Semua Variabel pembelajar ini akan digunakan untuk memilih dan mengembangkan tujuan Instruksional, dan mereka akan sangat mempengaruhi berbagai komponen dari siasat Instruksional. Mereka akan membantu para desainer mengembangkan strategi motivasi untuk Instruksional dan akan menyarankan berbagai jenis contoh yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan poin, cara-cara di mana belajar dapat (atau tidak) akan disajikan, dan cara untuk membuat praktek keterampilan yang relevan bagi pembelajar

1.2 Tahap Pengembangan
1.2.1 Prinsip Pengembangan Desain Pesan
Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam. Misalnya Kompetensi Dasar 6.3  Mendeskripsikan  keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme, maka kompetensi yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan mendeskripsikan  keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme. Dalam hal ini meliputi kemampuan melihat keragaman tingkat seluler (misalkan membedakan antara sel hewan dan tumbuhan), keragaman jaringan pada hewan dan tumbuhan (membedakan perbedaan macam jaringan yang dimiliki sel hewan dan tumbuhan), begitu juga dengan kemampuan untuk mendeskripsikan macam-macam organ pada tumbuhan dan hewan yang akan menyusun suatu organisme.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya

1.2.2 Pemberian Jeda
Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran. Jeda ini juga akan memberikan makna yang berbeda pada kalimat itu.
Jeda berhubungan dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat.
Contoh Pemberian Jeda : Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya:
*        Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
*        Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
*        Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

1.2.3 Pengggunaan Petunjuk
Petunjuk berguna untuk memudahkan kita melakukan sesuatu. Macam-macam petunjuk:
1.      Petunjuk Memakai Obat
2.      Petunjuk Membuat Sesuatu
3.      Petunjuk Melakukan Sesuatu                                                             
4.      Petunjuk Arah dalam denah                                                          
Teks bacaan tersebut sering  kita temukan pada kemasan-kemasan  produk di majalah atau surat kabar. Nah, apa yang dapat kamu simpulkan setelah melihat contoh-contoh petunjuk di atas?
Berikut ini adalah beberapa ciri  pada masing-masing contoh petunjuk di atas, yaitu
  • Petunjuk memakai obat biasanya terdapat pada kemasan atau lembaran obat, seperti obat batuk, balsem, minyak kayu putih, obat pusing, minyak angin, obat batuk.
  • Petunjuk membuat sesuatu  biasanya terdapat pada kemasan makanan, seperti cara membuat  puding, black forest, cap cay, nastar, dan es krim atau memakai bumbu-bumbu penyedap masakan.
  • Petunjuk melakukan sesuatu biasa kita kenal  dengan tips dan biasanya terdapat di majalah.
  • Petunjuk arah atau denah harus bisa memudahkan kita  untuk membaca arah dari sebuah denah.  Terlebih lagi, kita bisa mengikuti arah atau denah tersebut saat hendak menuju tempat tertentu, seperti denah yang ada di undangan pernikahan,  acara seminar, workshop, atau denah  menuju tempat-tempat yang ada di Jakarta, seperti Monas, Taman Ismail Marzuki, dan Mall Taman Anggrek.
Petunjuk yang baik harus mengungkapkan alur kegiatan yang tersusun dengan rapi, sistematis, urutannya tepat, dan  menggunakan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan efektif

2.1     Kesimpulan
Menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada siswa oleh narasumber dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan dalamlingkungan tertentu. Pembelajar menggunakan beberapa media untuk menarik perhatian peserta belajar. Semakin baik perhatian siswa, proses dan hasil belajar akan semakin baik pula. Sebaliknya, jika siswa kurang memperhatikan maka hasil belajar akan menurun. Biasanya mereka menggunakan media komputer yang dapat menggabungkan beberapa jenis media (multimedia).
Desain pesan pembelajaran merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan oleh guru, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Dengan mendesain materi belajar terlebih dahulu, akan memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju

2.2         Saran
Agar penyampaian pesan tersebut efektif, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran. Prinsip yang dimaksud antara lain:
1.      Kesiapan dan Motivasi (readuness and motivation)
2.      Penggunaan Alat Pemusat Perhatian (attention directing devices)
3.      Partisipasi Aktif siswa (student’s active participation)
4.      Pertualangan (repetition)
5.      Umpan Balik (feedback)



Daftar Pustaka


Kemp,J.E.Morrison dan S.M.Ross (1994), Designing Effective Instructional, New York.Macmillan College Publishing Company


Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta,1994

Dick, W. And Carey, L. 1985 the systematic design of intruction. Glecview, Ilionis: Scot, Foresman and Company

Tidak ada komentar:

Posting Komentar